Kamis, 30 April 2015

[ SO GOOD BYE ]
Bersandar di sebuah tembok sebagai pembatas kami untuk berbicara, rasa rindu yang dalam karna tak bisa melihat wajahnya yang tampan.
Rasanya aku ingin membunuh waktu, agar kau tidak pergi. walau aku berkata “ I’m fina “ tapi sebenarnya “ I’m not fine” ( gadis )
Hah…..hidup itu melelahkan. Bagaimana kabarmu ? apa kau baik baik saja? Apa kau merasa kesepian saat aku tidak di sana?
Aku kesepian, hatiku terluka, jiwaku terasa mati….saat kau tidak ada di sini ( gadis )
Benarkah?
Ya aku bilang “ iya” aku kesepian. Jika berakhir seperti ini. Kenapa dari awal kau memberikan perasaanmu padaku ( gadis)
Kau bodoh
APA!!! ( gadis)
Bodoh…bodoh…dasar bodoh…
Kau! Ya aku memang bodoh kenapa! Jika aku bodoh kenapa kau menyukaiku! Jika mau pergi pergi saja sana! ( gadis )
Kau tidak akan menyesal
Tidak! Tidak akan pernah! ( gadis )
Baiklah…kalau begitu sampai jumpa di kehidupan selanjutnya….kumohon lupakan aku jangan biarkan perasaanku mempengaruhimu, selamat tinggal. “ aku mencintaimu rin…”
aku begitu bodoh sampai tidak menyadari perasaanmu…maafkan aku….hey..hey! kumohon jawab aku….kau sudah pergi ya….(gadis)

GOOD BYE

Dengan mempercepat langkah kakiku serta tangan yang kubuka lebar lebar di atas kepalaku guna menghindari hujan. Namaku riney yang berarti hujan tapi entah kenapa aku sangat membenci hujan tapi….itulah yang dikatakan kakekku. Kakekku adalah orang yang pelit…..sangat pelit…super super pelit walaupun begitu ia tetaplah kakekku. Pernah suatu hari aku meminta pada kakekku untuk membelikanku sepeda, tapi ia menolak alasannya tidak memiliki uang. Padahal uangnya lebih banyak dari yang aku bayangkan tersembunyi di balik kaos kakinya. Begitu dendamnya aku pada kakekku sampai sampai aku pernah membalasnya. Waktu itu dihari ulang tahunnya aku memberikan kaos kaki sebagai kadonya yang kuambil dari jemurannya. Itu adalah kaos kaki yang sama yang dipakainya setiap hari hanya saja aku sedikit menggambarinya agar terlihat baru.
“ seharusnya kau tidak melakukan itu”
“ biar saja, bahkan kakek tidak memberiku uang untuk kadonya”
“ kau ini!”
“ bu?”
“ ya?”
“ bukankah diawal cerita aku sedang berlari menghindari hujan, lalu kenapa aku disini? Kenapa aku bercerita tentang kakekku?”
“ jangan mengubah topic pembicaraan” jawab  guru BKku yang kubalas dengan bibir yang menggerut.

---o0o---

Setelah keluar dari ruang BP aku menuju ke kantin untuk menemui kiki. Sambil menggotong gotong tasku kesana kemari. Aku menghampirinya dan merebut kopinya, kemudian ia bertanya padaku
“ bagaimana? Kau mendapat sanksi?”
“ entahlah” jawabku dengan enteng sambil merebut dan meminum kopi kiki.
Kiki adalah temanku sejak kecil, wajahnya sih cukup tampan tapi tidak terlalu tinggi. Menurutku…
“ sudah kubilang untuk ikut kau malah memilih untuk dirumah”
“ biarlah lagi pula waktu sudah berlalukan”
“ seharusnya kau mendengarkan nasehat pria tampan di depanmu ini, aku harap di masa depan kau tidak akan mengalami penyesalan seperti ini lagi”
“ kau tahu…perutku sakit saat kau berkata nasehat pria tampan.” Kataku datar tanpa ekspresi. “ ki, dari pada lo bawel terus….ini baca cerita gw” kataku sambil menyerahkan lembaran berisi cerita yang telah ku ketik itu.
“ tidak mau…ceritamu jelek “
“ argh….baca atau….” Sambil menunjuk mtaku dengan  jari tengah dan jari telunjukku kemudian kulemparkan padanya. Dan pergi meninggalkannya

Teng teng teng….bunyi bel sekolah yang menandakan jam pertama dimulai. Dengan gesa gesa serta cara jalan yang dibuat buat dengan setengah melompat. Menyengir tidak jelas kearah kiki yang dibuat bingung dengan tingkah anehku.
“ bagaiman?” Tanya ku sambil mengangkat alis.
“ buruk…sangat buruk…”
Spontan ekspresi ku yang awalnya ceria berubah datar dengan tatapan mata yang tidak semangat setelah mendengar jawaban dari kiki. Dan kembali kekursiku
Setelah jam pertama sampai keempat selesai bel istirahat berbunyi. diriku yang kesal dengan jawaban kiki yang mengatakan ceritanya jelek pun melampiaskannya dengan bermain bola basket.
Satu lemparan…… tidak masuk
Dua lemparan…… tidak masuk
Tiga lemparan…… tidak masuk ….sampai enam lemparan pun juga tidak masuk dan itu menambah kesal ku, dan lemparan ketujuh pun meleset. Bola terlempar jauh kebelakangku. Tiba tiba sebuah suara mengejutkanku.